BAB III: MANUSIA DAN KESUSASTRAAN
BAB
3
KONSEPSI
ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
A.
PENDEKATAN
KESUSTRAAN
IBD, yang semula dinamakan Basic
Humanities, berasal dari bahasa Inggris the humanities. Istilah ini berasal
dari bahasa latin Humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus. Dengan
mempelajari humanities berkaitan dengan masalah nilai, yaitu nilai kita sebagai
homo humanus.
Orientasi the Humanitites adalah
ilmu : dengan mempelajari sebagian dari disiplin ilmu yang tercakup dalam the
humanities, mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.
B.
ILMU
BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA
Jenis prosa :
A.
Prosa lama :
1. Dongeng-
dongeng
2. Hikayat
3. Sejarah
4. Epos
5. Cerita
popular lara
B.
Prosa baru :
1. Cerita
pendek
2. Roman/novel
3. Biografi
4. Kisah
5. Otobiografi
C.
NILAI-
NILAI DALAM PROSA FIKSI
1. Prosa
fiksi memberikan kesenangan
2. Prosa
fiksi memberikan informasi
3. Prosa
fiksi memberikan warisan cultural
4. Prosa
fiksi memberikan wawasan
D.
ILMU
BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Alasan yang mendasari penyajian
puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut :
1. Hubungan
puisi dengan pengalaman hidup manusia.
2. Puisi
dan keinsyafan/kesadaran individual.
3. Puisi
dan keinsyafan sosial.
CONTOH MANUSIA DAN KESUSASTRAAN
Andrea Hirata,
Penulis Novel ‘Laskar Pelangi’CONTOH MANUSIA DAN KESUSASTRAAN
Memberikan Royalti Laskar
Pelangi untuk Perpustakaan Sebuah Sekolah Miskin menjadi seorang penulis
novel terkenal mungkin tak pernah ada dalam pikiran Andrea Hirata sejak masih
kanak-kanak. Berjuang untuk meraih pendidikan tinggi saja, dirasa sulit kala
itu. Namun, seiring dengan perjuangan dan kerja keras tanpa henti, Andrea mampu
meraih sukses sebagai penulis.
Laskar Pelangi adalah novel pertama karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005. Novel ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah Muhammadiyah di Belitung yang penuh dengan keterbatasan. Mereka adalah:
- Ikal
aka Andrea Hirata
- Lintang;
Lintang Samudra Basara bin Syahbani Maulana Basara
- Sahara;
N.A. Sahara Aulia Fadillah binti K.A. Muslim Ramdhani Fadillah
- Mahar;
Mahar Ahlan bin Jumadi Ahlan bin Zubair bin Awam
- A
Kiong (Chau Chin Kiong); Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman
- Syahdan;
Syahdan Noor Aziz bin Syahari Noor Aziz
- Kucai;
Mukharam Kucai Khairani
- Borek
aka Samson
- Trapani;
Trapani Ihsan Jamari bin Zainuddin Ilham Jamari
- Harun;
Harun Ardhli Ramadan bin Syamsul Hazana Ramadan
Mereka bersekolah dan belajar pada kelas yang sama dari
kelas 1 SD
sampai kelas 3 SMP,
dan menyebut diri mereka sebagai Laskar Pelangi. Pada bagian-bagian akhir
cerita, anggota Laskar Pelangi bertambah satu anak perempuan yang bernama Flo,
seorang murid pindahan. Keterbatasan yang ada bukan membuat mereka putus asa,
tetapi malah membuat mereka terpacu untuk dapat melakukan sesuatu yang lebih
baik.
Laskar Pelangi merupakan buku pertama dari Tetralogi
Laskar Pelangi. Buku berikutnya adalah Sang
Pemimpi, Edensor
dan Maryamah Karpov.
Buku ini tercatat sebagai buku sastra Indonesia
terlaris sepanjang sejarah.
Cerita terjadi di desa Gantung, Belitung
Timur. Dimulai ketika sekolah Muhammadiyah
terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel
jikalau tidak mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang
menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, sang kepala
sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk
mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.
Dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan
tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar
biasa di mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh
guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua
kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa
Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang
mengayuh sepeda 80 km
pulang pergi dari rumahnya ke sekolah.
Mereka, Laskar Pelangi - nama yang diberikan Bu Muslimah
akan kesenangan mereka terhadap pelangi - pun sempat mengharumkan nama sekolah
dengan berbagai cara. Misalnya pembalasan dendam Mahar yang selalu dipojokkan
kawan-kawannya karena kesenangannya pada okultisme
yang membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17
Agustus, dan kejeniusan luar biasa Lintang yang menantang dan
mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal,
dan memenangkan lomba cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari
menyenangkan, tertawa dan menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini berakhir
dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus sekolah
dengan sangat mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian di
mana Ikal yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah
indah ini diringkas dengan kocak dan mengharukan oleh Andrea
Hirata, kita bahkan bisa merasakan semangat masa kecil anggota
sepuluh Laskar Pelangi ini.
Tokoh-tokoh
Anggota Laskar Pelangi
- Ikal : Tokoh 'aku' dalam
cerita ini. Ikal yang selalu menjadi peringkat kedua memiliki teman
sebangku bernama Lintang, yang merupakan anak terpintar dalam Laskar
Pelangi. Ia berminat pada sastra, terlihat dari kesehariannya yang senang
menulis puisi. Ia menyukai A Ling, sepupu dari A Kiong, yang ditemuinya
pertama kali di sebuah toko kelontong bernama Toko Sinar Harapan. Pada
akhirnya hubungan mereka berdua terpaksa berakhir oleh jarak akibat
kepergian A Ling ke Jakarta untuk menemani bibinya.
- Lintang : Teman sebangku Ikal
yang luar biasa jenius. Ayahnya bekerja sebagai nelayan miskin yang tidak
memiliki perahu dan harus menanggung kehidupan 14 jiwa anggota keluarga.
Lintang telah menunjukkan minat besar untuk bersekolah semenjak hari
pertama berada di sekolah. Ia selalu aktif di dalam kelas dan memiliki
cita-cita sebagai ahli matematika. Sekalipun ia luar biasa pintar, pria
kecil berambut merah ikal ini pernah salah membawa peralatan sekolahnya.
Cita-citanya terpaksa ditinggalkan agar ia dapat bekerja untuk membiayai
kebutuhan hidup keluarganya semenjak ayahnya meninggal.
- Sahara : Satu-satunya gadis
dalam anggota Laskar Pelangi. Sahara adalah gadis keras kepala
berpendirian kuat yang sangat patuh kepada agama. Ia adalah gadis yang
ramah dan pandai, ia baik kepada siapa saja kecuali pada A Kiong yang
semenjak mereka masuk sekolah sudah ia basahi dengan air dalam termosnya.
- Mahar : Pria tampan bertubuh
kurus ini memiliki bakat dan minat besar pada seni. Pertama kali diketahui
ketika tanpa sengaja Bu Muslimah menunjuknya untuk bernyanyi di depan
kelas saat pelajaran seni suara. Pria yang menyenangi okultisme ini sering
dipojokkan teman-temannya. Ketika dewasa, Mahar sempat menganggur menunggu
nasib menyapanya karena tak bisa ke manapun lantaran ibunya yang
sakit-sakitan. Akan tetapi, nasib baik menyapanya dan ia diajak petinggi
untuk membuat dokumentasi permainan anak tradisional setelah membaca
artikel yang ia tulis di sebuah majalah, dan akhirnya ia berhasil
meluncurkan sebuah novel tentang persahabatan.
- A
Kiong :
Anak Hokian. Keturunan Tionghoa ini adalah pengikut sejati Mahar sejak
kelas satu. Baginya Mahar adalah suhunya yang agung. Kendatipun pria kecil
ini berwajah buruk rupa, ia memiliki rasa persahabatan yang tinggi dan
baik hati, serta suka menolong pada siapapun kecuali Sahara. Namun, meski
mereka selalu bertengkar, ternyata mereka berdua saling mencintai satu
sama lain.
- Syahdan : Anak nelayan yang ceria
ini tak pernah menonjol. Kalau ada apa-apa dia pasti yang paling tidak
diperhatikan. Misalnya ketika bermain sandiwara, Syahdan hanya kedapatan
jadi tukang kipas putri dan itupun masih banyak kesalahannya. Syahdan
adalah saksi cinta pertama Ikal, ia dan Ikal bertugas membeli kapur di
Toko Sinar Harapan semenjak Ikal jatuh cinta pada A Ling. Syahdan ternyata
memiliki cita-cita yang tidak pernah terbayang oleh Laskar Pelangi lainnya
yaitu menjadi aktor. Dengan bekerja keras pada akhirnya dia menjadi aktor
sungguhan meski hanya mendapatkan peran kecil seperti tuyul atau jin...
Setelah bosan, ia pergi dan kursus komputer. Setelah itu ia berhasil
menjadi network designer.
- Kucai : Ketua kelas sepanjang
generasi sekolah Laskar Pelangi. Ia menderita rabun jauh karena kurang
gizi dan penglihatannya melenceng 20 derajat, sehingga jika ia menatap
marah ke arah Borek, maka akan terlihat ia sedang memperhatikan Trapani.
Laki-laki ini sejak kecil terlihat bisa menjadi politikus dan akhirnya
diwujudkan ketika ia dewasa menjadi ketua fraksi di DPRD Belitong.
- Borek : Pria besar maniak otot.
Borek selalu menjaga citranya sebagai laki-laki macho. Ketika dewasa ia
menjadi kuli di toko milik A Kiong dan Sahara.
- Trapani : Pria tampan yang pandai
dan baik hati ini sangat mencintai ibunya. Apapun yang ia lakukan harus
selalu didampingi ibunya, seperti misalnya ketika mereka akan tampil
sebagai band yang dikomando oleh Mahar, ia tidak mau tampil jika tak
ditonton ibunya. Cowok yang bercita-cita menjadi guru ini akhirnya
berakhir di rumah sakit jiwa karena ketergantungannya terhadap ibunya.
- Harun : Pria yang memiliki
keterbelakangan mental ini memulai SD (sekolah dasar) ketika ia berumur 10
tahun. Laki-laki jenaka ini senantiasa bercerita tentang kucingnya yang
berbelang tiga dan melahirkan tiga anak yang masing-masing berbelang tiga
pada tanggal tiga kepada Sahara dan senang sekali menanyakan kapan libur
lebaran pada Bu Muslimah. Ia menyetor 3 buah botol kecap ketika disuruh
mengumpulkan karya seni kelas enam.
Tokoh-tokoh Lain
Bu Muslimah : Bernama lengkap N.A Muslimah Hafsari
Hamid binti K.A. Abdul Hamid. Dia adalah Ibunda Guru bagi Laskar Pelangi.
Wanita lembut ini adalah pengajar pertama Laskar Pelangi dan merupakan guru
yang paling berharga bagi mereka.
Pak Harfan : Nama lengkap K.A. Harfan Efendy Noor bin
K.A. Fadillah Zein Noor. Kepala sekolah dari sekolah Muhammadiyah. Ia adalah
orang yang sangat baik hati dan penyabar meski murid-murid awalnya takut
melihatnya.
Flo : Bernama asli adalah Floriana, seorang anak
tomboi yang berasal dari keluarga kaya. Dia merupakan murid pindahan dari
sekolah PN yang kaya dan sekaligus tokoh terakhir yang muncul sebagai bagian
dari laskar pelangi. Awal pertama kali masuk sekolah, ia sempat membuat
kekacauan dengan mengambil alih tempat duduk Trapani sehingga Trapani yang malang
terpaksa tergusur. Ia melakukannya dengan alasan ingin duduk di sebelah Mahar
dan tak mau didebat.
A Ling : Cinta pertama Ikal yang merupakan saudara
sepupu A Kiong. A Ling yang cantik dan tegas ini terpaksa berpisah dengan Ikal
karena harus menemani bibinya yang tinggal sendiri.
Kisah masa kecilnya yang penuh dengan keperihatinan. Lalu bagaimana
sebenarnya sosok novelis best seller ini?
Wajah pria
berambut ikal itu nampak sumringah. Senyum selalu mengembang di wajahnya. Rona
kebahagiaan memang sangat terlihat dari gerak-gerik pria tersebut. Saat
berbincang-bincang dengan Realita
pun, gelak tawa dan senyuman selalu menjadi penghias obrolan pada siang hari
beberapa waktu lalu itu. Tak segan-segan, pria bernama lengkap Andrea Hirata
tersebut bercerita tentang kisah perjalanan hidupnya hingga mampu meraih sukses
sebagai seorang penulis novel yang laris manis bak kacang goreng. Selain meraih
kesuksesan dengan larisnya buku yang ia tulis, Andrea juga patut berbangga hati
karena novel ‘Laskar Pelangi’ telah diangkat ke layar lebar oleh dua
pembuat film jempolan, Mira Lesmana dan Riri Riza.
Kendati sudah
meraih sukses melalui novel Laskar Pelangi, Andrea masih merasa sebagai
Andrea Hirata kecil yang kerap dipanggil dengan julukan “Ikal”. Perjalanan
hidup Andrea sebenarnya memang tak jauh berbeda dengan apa yang diceritakan di
dalam novel. Ia hanyalah anak kampung yang ingin meraih cita-cita setinggi
langit. Itulah yang kemudian menjadi motivasi terbesar Andrea untuk mengukir
pretasi di bidang tulis-menulis. Semangat belajar Andrea kecil memang sangat
menggebu-gebu. Tekadnya kala itu, ia tak ingin menjadi anak kampung yang bodoh
dan tak memiliki harapan di masa depan. Dengan tekad tersebut, perjuangan
kerasnya mengantarkan Andrea menuju dunia sastra yang kemudian membesarkan
namanya. Kini, siapa tak kenal dengan nama Andrea Hirata. Hampir semua penyuka
novel dan penggemar film layar lebar mengagumi sosok penulis berambut ikal ini.
Sang Pemimpi. Andrea
Hirata sendiri merupakan anak keempat dari pasangan Seman Said Harunayah dan NA
Masturah. Ia dilahirkan di sebuah desa yang termasuk desa miskin dan letaknya
yang cukup terpelosok di pulau Belitong pada 24 Oktober 35 tahun silam. Tinggal
di sebuah desa dengan segala keterbatasan memang cukup mempengaruhi pribadi Andrea
sedari kecil. Ia mengaku lebih banyak mendapatkan motivasi dari keadaan di
sekelilingnya yang banyak memperlihatkan keperihatinan. Nama Andrea Hirata
sebenarnya bukanlah nama pemberian dari kedua orang tuanya. Sejak lahir ia
diberi nama Aqil Barraq Badruddin. Merasa tak cocok dengan nama tersebut,
Andrea pun menggantinya dengan Wadhud. Akan tetapi, ia masih merasa terbebani
dengan nama itu. Alhasil, ia kembali mengganti namanya dengan Andrea Hirata
Seman Said Harun sejak ia remaja.
“Andrea
diambil dari nama seorang wanita yang nekat bunuh diri bila penyanyi pujaannya,
yakni Elvis Presley tidak membalas suratnya,” ungkap Andrea. Sedangkan Hirata
sendiri diambil dari nama kampung dan bukanlah nama orang Jepang seperti
anggapan orang sebelumnya. Sejak remaja itulah, pria asli Belitong ini mulai
menyandang nama Andrea Hirata. Andrea tumbuh seperti halnya anak-anak kampung
lainnya. Dengan segala keterbatasan, Andrea tetap menjadi anak periang yang
sesekali berubah menjadi pemikir saat menimba ilmu di sekolah. Selain itu, ia
juga kerap memiliki impian dan mimpi-mimpi di masa depannya.
Seperti yang
diceritakannya dalam novel Laskar Pelangi, Andrea kecil bersekolah di
sebuah sekolah yang kondisi bangunannya sangat mengenaskan dan hampir rubuh.
Sekolah yang bernama SD Muhamadiyah tersebut diakui Andrea cukuplah
memperihatinkan. Namun karena ketiadaan biaya, ia terpaksa bersekolah di
sekolah yang bentuknya lebih mirip sebagai kandang hewan ternak. Kendati harus
menimba ilmu di bangunan yang tak nyaman, Andrea tetap memiliki motivasi yang
cukup besar untuk belajar. Di sekolah itu pulalah, ia bertemu dengan
sahabat-sahabatnya yang dijuluki dengan sebutan Laskar Pelangi.
Peran Bu Muslimah. Di
SD Muhamadiyah pula, Andrea bertemu dengan seorang guru yang hingga kini sangat
dihormatinya, yakni NA (Nyi Ayu) Muslimah. “Saya menulis buku Laskar Pelangi
untuk Bu Muslimah,” ujar Andrea dengan tegas kepada Realita. Kegigihan Bu Muslimah untuk mengajar siswa yang hanya
berjumlah tak lebih dari 11 orang itu ternyata sangat berarti besar bagi
kehidupan Andrea. Perubahan dalam kehidupan Andrea, diakuinya tak lain karena
motivasi dan hasil didikan Bu Muslimah. Sebenarnya di Pulau Belitong ada
sekolah lain yang dikelola oleh PN Timah. Namun, Andrea tak berhak untuk
bersekolah di sekolah tersebut karena status ayahnya yang masih menyandang
pegawai rendahan. “Novel yang saya tulis merupakan memoar tentang masa kecil
saya, yang membentuk saya hingga menjadi seperti sekarang,” tutur Andrea yang
memberikan royalti novelnya kepada perpustakaan sebuah sekolah miskin ini.
Tentang sosok
Muslimah, Andrea menganggapnya sebagai seorang yang sangat menginspirasi
hidupnya. “Perjuangan kami untuk mempertahankan sekolah yang hampir rubuh
sangat berkesan dalam perjalanan hidup saya,” ujar Andrea. Berkat Bu Muslimah,
Andrea mendapatkan dorongan yang membuatnya mampu menempuh jarak 30 km dari
rumah ke sekolah untuk menimba ilmu. Tak heran, ia sangat mengagumi sosok Bu
Muslimah sebagai salah satu inspirator dalam hidupnya. Menjadi seorang penulis
pun diakui Andrea karena sosok Bu Muslimah. Sejak kelas 3 SD, Andrea telah
membulatkan niat untuk menjadi penulis yang menggambarkan perjuangan Bu
Muslimah sebagai seorang guru. “Kalau saya besar nanti, saya akan menulis
tentang Bu Muslimah,” ungkap penggemar penyanyi Anggun ini. Sejak saat itu,
Andrea tak pernah berhenti mencoret-coret kertas untuk belajar menulis cerita.
Merantau ke Jakarta. Setelah
menyelesaikan pendidikan di kampung halamannya, Andrea lantas memberanikan diri
untuk merantau ke Jakarta selepas lulus SMA. Kala itu, keinginannya untuk
menggapai cita-cita sebagai seorang penulis dan melanjutkan ke bangku kuliah
menjadi dorongan terbesar untuk hijrah ke Jakarta. Saat berada di kapal laut,
Andrea mendapatkan saran dari sang nahkoda untuk tinggal di daerah Ciputat
karena masih belum ramai ketimbang di pusat kota Jakarta. Dengan berbekal saran
tersebut, ia pun menumpang sebuah bus agar sampai di daerah Ciputat. Namun,
supir bus ternyata malah mengantarkan dirinya ke Bogor. Kepalang tanggung,
Andrea lantas memulai kehidupan barunya di kota hujan tersebut.
Beruntung bagi
dirinya, Andrea mampu memperoleh pekerjaan sebagai penyortir surat di kantor
pos Bogor. Atas dasar usaha kerasnya, Andrea berhasil melanjutkan pendidikannya
di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Merasakan bangku kuliah merupakan
salah satu cita-citanya sejak ia berangkat dari Belitong. Setelah menamatkan
dan memperoleh gelar sarjana, Andrea juga mampu mendapatkan beasiswa untuk
melanjutkan pendidikan S2 Economic Theory di Universite de Paris,
Sorbonne, Perancis dan Sheffield Hallam University, Inggris. Berkat otaknya
yang cemerlang, Andrea lulus dengan status cum laude dan mampu meraih
gelar Master Uni Eropa.
Sekembalinya
ke tanah air, Andrea bekerja di PT Telkom tepatnya sejak tahun 1997. Mulailah
ia bekerja sebagai seorang karyawan Telkom. Kini, Andrea masih aktif sebagai
seorang instruktur di perusahaan telekomunikasi tersebut. Selama bekerja,
niatnya menjadi seorang penulis masih terpendam dalam hatinya. Niat untuk
menulis semakin menggelora setelah ia menjadi seorang relawan di Aceh untuk
para korban tsunami. “Waktu itu saya melihat kehancuran akibat tsunami,
termasuk kehancuran sekolah-sekolah di Aceh,” kenang pria yang tak memiliki
latarbelakang sastra ini.
Tiga Minggu untuk Laskar Pelangi. Kondisi sekolah-sekolah yang telah hancur lebur lantas
mengingatkannya terhadap masa lalu SD Muhamadiyah yang juga hampir rubuh meski
bukan karena bencana alam. Ingatan terhadap sosok Bu Muslimah pun kembali
membayangi pikirannya. Sekembalinya dari Aceh, Andrea pun memantapkan diri
untuk menulis tentang pengalaman masa lalunya di SD Muhamadiyah dan sosok Bu
Muslimah. “Saya mengerjakannya hanya selama tiga minggu,” aku pria yang
berulang tahun pada 24 Oktober ini.
Naskah setebal
700 halaman itu lantas digandakan menjadi 11 buah. Satu kopi naskah tersebut
dikirimkan kepada Bu Muslimah yang kala itu tengah sakit. Sedangkan sisanya
dikirimkan kepada sahabat-sahabatnya dalam Laskar Pelangi. Tak sengaja,
naskah yang berada dalam laptop Andrea dibaca oleh salah satu rekannya yang
kemudian mengirimkan ke penerbit. Bak gayung bersambut, penerbit pun tertarik
untuk menerbitkan dan menjualnya ke pasar. Tepatnya pada Desember 2005, buku Laskar
Pelangi diluncurkan ke pasar secara resmi. Dalam waktu singkat, Laskar
Pelangi menjadi bahan pembicaraan para penggemar karya sastra khususnya
novel. Dalam waktu seminggu, novel perdana Andrea tersebut sudah mampu dicetak
ulang. Bahkan dalam kurun waktu setahun setelah peluncuran, Laskar Pelangi
mampu terjual sebanyak 200 ribu sehingga termasuk dalam best seller.
Hingga saat ini, Laskar Pelangi mampu terjual lebih dari satu juta
eksemplar.
Penjualan Laskar
Pelangi semakin merangkak naik setelah Andrea muncul dalam salah satu acara
televisi. Bahkan penjualannya mencapai 20 ribu dalam sehari. Sungguh merupakan
suatu prestasi tersendiri bagi Andrea, terlebih lagi ia masih tergolong baru
sebagai seorang penulis novel. Padahal Andrea sendiri mengaku sangatlah jarang
membaca novel sebelum menulis Laskar Pelangi. Sukses dengan Laskar
Pelangi, Andrea kemudian kembali meluncurkan buku kedua, Sang Pemimpi
yang terbit pada Juli 2006 dan dilanjutkan dengan buku ketiganya, Edensor
pada Agustus 2007. Selain meraih kesuksesan dalam tingkat penjualan, Andrea
juga meraih penghargaan sastra Khatulistiwa Literary Award (KLA) pada
tahun 2007.
Lebaran di Belitong. Kini,
Andrea sangat disibukkan dengan kegiatannya menulis dan menjadi pembicara dalam
berbagai acara yang menyangkut dunia sastra. Penghasilannya pun sudah termasuk
paling tinggi sebagai seorang penulis. Namun demikian, beberapa pihak sempat
meragukan isi dari novel Laskar Pelangi yang dianggap terlalu
berlebihan. “Ini kan novel, jadi wajar seandainya ada cerita yang
sedikit digubah,” ungkap Andrea yang memiliki impian tinggal di Kye Gompa, desa
tertinggi di dunia yang terletak di pegunungan Himalaya. Kesuksesannya sebagai
seorang penulis tentunya membuat Andrea bangga dan bahagia atas hasil kerja
kerasnya selama ini.
Meski
disibukkan dengan kegiatannya yang cukup menyita waktu, Andrea masih tetap
mampu meluangkan waktu untuk mudik di saat Lebaran lalu. Bahkan bagi Andrea,
mudik ke Belitong di saat Lebaran adalah wajib hukumnya. “Orang tua saya sudah
sepuh, jadi setiap Lebaran saya harus pulang,” ujar Andrea dengan tegas. Di
Belitong, Andrea melakukan rutinitas bersilaturahmi dengan orang tua dan
kerabat lainnya sembari memakan kue rimpak, kue khas Melayu yang selalu hadir
pada saat Lebaran. Kendati perjalanan ke Belitong tidaklah mudah, karena
pilihan transportasi yang terbatas, Andrea tetap saja harus mudik setiap
Lebaran tiba. Terlebih lagi, bila ia tak kebagian tiket pesawat ke Bandara
Tanjung Pandan, Pulau Belitong, maka mau tak mau Andrea harus menempuh 18 jam
perjalanan dengan menggunakan kapal laut.
Perasaan bangga dan bahagia semakin dirasakan Andrea tatkala Laskar
Pelangi diangkat menjadi film layar lebar oleh Mira Lesmana dan Riri Riza.
“Saya percaya dengan kemampuan mereka,” ujarnya tegas. Apalagi, film Laskar
Pelangi juga sempat ditonton oleh orang nomor satu di negeri ini, Susilo
Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu. “Kini Laskar Pelangi memiliki
artikulasi yang lebih luas daripada sebuah buku. Nilai-nilai dalam Laskar
Pelangi menjadi lebih luas,” tutur Andrea sembari menutup pembicaraan. Fajar
Mengaku Masih Single
Meski Ada Wanita yang Mengaku Pernah Menjadi Istrinya Meraih kesuksesan
memang selalu dibarengi dengan berbagai halangan yang melintang. Hal itulah
yang juga dialami oleh Andrea Hirata. Selama ini, Andrea memang sangat menjaga
privasi kehidupan pribadinya termasuk kehidupan asmara. “Bagi saya, kehidupan
pribadi itu nggak penting, yang penting itu karya-karya saya,” ujar
Andrea sembari tersenyum. Meski demikian, ia mengaku masih melajang hingga
kini. Statusnya tersebut diakui Andrea karena memang belum waktunya untuk
mendapatkan pendamping hidup yang cocok.
Kabar miring pun berdatangan ke dalam kehidupannya seiring
dengan kesuksesan yang telah diraihnya. Bahkan pengakuan dari seorang wanita
tak dikenal yang mengaku pernah menjadi istrinya pun sudah menjadi kabar miring
yang dianggap Andrea sebagai angin lalu saja. “Kabar itu sebenarnya sudah ada
sejak beberapa tahun lalu,” ungkap Andrea. “Kalau seperti itu sih biasa
di dalam dunia bisnis,” lanjutnya singkat tanpa memberikan penjelasan.
Bagi Andrea, yang terpenting sekarang adalah bagaimana
prestasi karya-karyanya yang menyemarakkan dunia novel tanah air. Tak heran,
beberapa waktu lalu ia mengaku telah menyelesaikan novel terbarunya yang
merupakan seri terakhir dari tetralogi Laskar Pelangi, berjudul Maryamah
Karpov. “Sekitar beberapa minggu lalu naskah novel terbaru saya sudah saya
serahkan ke penerbit,” aku Andrea. Ia sendiri ingin menjadi salah satu novelis
yang mampu dikenal atas karya-karyanya yang memberikan inspirasi terhadap
pembaca dan masyarakat. Hal tersebut yang menjadi nilai jual Laskar Pelangi
sehingga menjadi best seller di negeri ini.
Film adaptasi.
Naskah Laskar Pelangi diadaptasi menjadi sebuah film
tahun 2008 yang berjudul sama. Film Laskar
Pelangi diproduksi
oleh Miles Films dan Mizan Production, dan digarap oleh sutradara Riri Riza. Skenario adaptasi ditulis oleh Salman Aristo dibantu oleh Riri Riza dan Mira Lesmana. Menurut Andrea Hirata, dengan
diadaptasi menjadi sebuah film, pesan-pesan yang terkandung di bukunya
diharapkan dapat lebih menyebar ke khalayak lebih luas.
Film ini penuh dengan nuansa lokal Pulau Belitong, dari penggunaan dialek Belitung
sampai aktor-aktor yang menjadi anggota Laskar Pelangi juga adalah anak-anak
asli Belitung. Lokasi syuting juga di Pulau Belitung dan biaya produksinya
mencapai Rp 8 Miliar.
Nama
penerbit dan negara yang menerbitkan Laskar Pelangi
- Amerika Serikat
(Penerbit :Farrar, Straus and Giroux)
- Australia (Penerbit :)
- New Zealand
(Penerbit :Random House)
- India (Penerbit :Penguin)
- Pakistan
(Penerbit :Penguin)
- Bangladesh
(Penerbit :Penguin)
- Sri Lanka (Penerbit :Penguin)
- Nepal (Penerbit :Penguin)
- Jepang (Penerbit :Sunmark
Publisher)
- Jerman (Penerbit :
Hanser-Berlin)
- Belanda (Penerbit :Atlas-
Contact)
- Spanyol (Penerbit :Temas
de Hoy)
- Italia (Penerbit :Rizzoli)
- Turkey (Penerbit: Butik
Yayinlari)
- Brazil (Penerbit :Editora
Sextante)
- Korea (Penerbit : Theory
and Praxis Publishing Co)
- Malaysia (Penerbit : PTS
Malaysia)
- China (Penerbit :Yilin
Press)
- Taiwan (Penerbit :Solo
Press)
- Vietnam (Penerbit :Nha Nam
Publishing)
0 Response to "BAB III: MANUSIA DAN KESUSASTRAAN"
Posting Komentar